[JOURNAL] Bermain Sebagai “Persiapan Menjadi Orang Dewasa”

Permainan merupakan aktivitas peniruan dari dan persiapan untuk menuju kehidupan orang dewasa. Pendapat diatas banyak dianut oleh para ahli antropologi yang melakukan penelitian pada berbagai masyarakat dengan kebudayaan yang sederhana. Pendapat diatas mengerucut pada perspektif fungsional dalam mempelajari permainan anak-anak. Dari perspektif ini bisa tergambar jelas bahwa kegiatan bermain merupakan kegiatan yang bersifat fungsional untuk proses enkulturasi dan sosialisai anak-anak. Definisi enkulturasi pada pernyataan diatas mengacu pada proses penanaman nilai-nilai, atau proses menjadikan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat diterima, dipahami, diyakini kebenarannya dan kemudian dijadikan pembimbing berperilaku oleh masyarakat. Sedangkan sosialisasi adalah proses memperkenalkan dan membiasakan anak pada berbagai jenis individu lain, berbagai kedudukan social dan peran, berbagai kategori social, kelompok dan golongan Sosialisai juga mampu memperkenalkan nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Pendapat diatas sejalan dengan pandangan ahli antropologi pelopor Fungsionalisme, Bronislaw Malinowski. Dia berpendapat bahwa “permainan perlu diketahui nilai pendidikannya dan lebih dari itu juga hubungannya dengan fungsinya untuk pembekalan keterampilan-keterampilan ekonomi (preparation for economic skills). Contoh yang relevan dengan pendapat diatas adalah permainan anak yang mengangkat tema fungsionalisme seperti : dokter-dokteran, sekolah-sekolahan dsb. Hal ini biasa disebut dengan role play atau bermain peran. Ini merupakan contoh dari permainan anak yang mempunyai fungsi mempersiapkan anak untuk memainkan perannya di masa depan.

Menurut George H. Mead, permainan role play ini merupakan sebagian dari kondisi-kondisi yang memungkinkan si anak melakukan “objectivication of the self. Melalui aktivitas semacam ini anak mampu membayangkan dirinya berada dalam berbagai kedudukan dan peran sehingga ia mampu membangun karakternya. Dalam permainan ini pula sang anak harus melatih kepekaan dan mempehatikan anak-anak lain yang berbeda perannya tapi melakukan interaksi. Menurut Mead, ketika si anak mulai memainkan perannya maka sang anak sedang berada dalam proses menjadi “an organic member of society”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya bermain dalam proses membangun dan mengembangkan potensi anak. Terus bermain!

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top