Main Board Game Cashflow di Pesantren: Serunya Santri Belajar Keluar dari Rat Race

Depok, Sawangan – Suasana Pondok Pesantren Islam Budaya Pasir Putih pada akhir pekan ini terlihat berbeda dari biasanya. Di salah satu aula utama, para santri dan santriwati berkumpul dengan penuh semangat. Namun, kali ini mereka tidak sedang mengikuti pengajian atau kajian kitab, melainkan bermain board game Cashflow, sebuah permainan edukatif karya Robert Kiyosaki yang terkenal dengan buku fenomenalnya Rich Dad Poor Dad.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Segara Indonesia Games bekerja sama dengan Pondok Pesantren Islam Budaya Pasir Putih. Tujuannya adalah untuk mengenalkan literasi finansial kepada para santri melalui cara yang seru dan interaktif.
Permainan ini dirancang untuk mengajarkan prinsip dasar literasi finansial. Melalui papan permainan, kartu peluang, dan simulasi kehidupan keuangan, para pemain diajak untuk memahami bagaimana cara menghasilkan income, mengelola pengeluaran, berinvestasi, mengatur hutang, hingga keluar dari lingkaran “rat race” atau rutinitas keuangan yang membuat orang terjebak dalam penghasilan pas-pasan.

Menurut pengasuh pesantren, kegiatan ini memberikan wawasan baru kepada para santri tentang pentingnya pengelolaan keuangan sejak dini. “Santri juga perlu belajar cara mengatur keuangan, bukan hanya untuk kehidupan duniawi tapi juga agar bisa mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Dalam permainan ini, santri belajar bahwa aset lebih penting daripada sekadar penghasilan tinggi. Mereka memahami perbedaan antara income aktif (dari pekerjaan) dan income pasif (dari investasi), mengenal konsep mencatat arus kas, serta belajar bahwa utang tidak selalu buruk jika dikelola untuk aset produktif.

Antusiasme para santri terlihat jelas. Tawa dan diskusi ramai terdengar ketika mereka mendapat peluang investasi atau ketika harus mengambil keputusan sulit seperti membeli aset atau menunda konsumsi. Salah satu santri mengungkapkan, “Ternyata seru banget! Mainnya kayak game biasa, tapi banyak ilmunya. Jadi tahu kalau uang itu harus diatur, bukan cuma dipakai habis-habisan.”
Kegiatan ini tidak hanya melatih kecerdasan finansial, tetapi juga mengajarkan nilai kesabaran, pengambilan keputusan yang bijak, dan berpikir jangka panjang—karakter yang sejalan dengan nilai-nilai pesantren. Dengan metode pembelajaran yang menyenangkan ini, diharapkan para santri bisa membawa bekal pengetahuan keuangan untuk kehidupan mereka di masa depan.
